Rabu, 25 November 2015

keluhan langit.

Kudengar rintihan awan yang mengeluarkan tangis nya malam ini, menghembuskan angin dingin yang menghantam dinding rumah, hewan malam yang kini tak berani bergeming , terdiam melihat curahan tangisan awan, tak kulihat senyuman rembulan yang bersembunyi di balik langit awan kelam,aku hanya termenung memperhatikan malam begitu sunyi begitu hening, kini senandung ku tertutup oleh deras nya hujan, kepasrahan diri kini harus aku lakukan , kini langit bersenandung menggelegar di utara, meminta untuk di perhatikan, karna tangisan nya bukan tanpa arti, sadarlah wahai kalian para individu yang terlelap, belum cukup kah kalian menodai dan melukai ku? sudah terlalu banyak kotoran yang kau layangkan ke badan ku, jagalah aku seperti awanku yang memayungi kalian disaat matahari berontak, malam ku yang memberi kenikmataan disaat kalian beristirahat, pelangi ku adalah senyumanku, hujan ku adalah tangisan ku.

Kita adalah Sama

 Kita adalah sama kita adalah individu yang berkamuflase dengan hebat menampilkan mimik mimik kebahagian tanpa ada seorangpun yang mengetahui hal gelap yang pernah ada di dalam diri, memunculkan setiap canda tawa di hadapan kacamata dunia, dengan lubuk hati yang masih menyimpan perih, entah itu perih seperti apa tapi kita pasti pernah merasakan perih nya kehidupan di masa lalu, kemudian kita sama sama berlari menghindar dari kabut masalalu mengejar matahari hingga titik jingga yang menguning senyap, hening tanpa suara kita berfikir apakah perlu kita berkamuflase, sampai kapan? apakah dunia taakan merasa canggung jika kita memperlihatkan kita?.
hingga saat nya tiba kita harus memunculkan kita, ya ! kita yang sebenar nya , Aku dan Kamu, Kita adalah sama , makhluk yang dapat berkamuflase, entah untuk kebaikan atau sebalik nya.